BEM-VINDO AO MEU BLOG...LUIS BORZE

Translate

Sabtu, 27 Juli 2013

PKL (Proses Pembuatan Roti Moho)

                                                            I.PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti memiliki tekstur yang khas. Dilihat dari cara pengolahan akhirnya, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang digoreng. Bakpao dan mantao adalah contoh roti yang dikukus. Donat dan padada merupakan roti yang digoreng. Sedangkan aneka roti tawar, roti manis, pita bread, dan baquette adalah roti yang dipanggang (Sufi, 2002).
Roti kukus adalah roti yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu dengan diberi tambahan, gula pasir, air dan ovalet penyelesaiannya dengan cara dicetak kemudian dikukus (Saji, 2004).
Roti kukus banyak disukai masyarakat, dan mempunyai prospek pemasaran yang cukup cerah, karena hampir semua lapisan umur mengkomsumsi roti. Ditinjau dari segi pemasaranya, roti kukus banyak dijumpai dengan berbagai variasi warna, rasa maupun tampilan lainnya seperti diberi aneka taburan sehingga lebih menarik. Roti moho merupakan salah satu jenis roti kukus tradisional yang sampai saat ini masih banyak peminatnya. Hal ini dapat dilihat dari munculnya industri-industri skala rumah tangga yang memproduksi jenis roti ini. Roti moho mempunyai kandungan gizi baik bagi kesehatan karena
1
mengandung tepung terigu dari Bogasari cap cakra kembar yang mengandung protein tinggi dan juga harga roti mohonya lebih terjangkau.
Perusahaan roti milik pak Yakkub di Kec. Karangploso adalah salah satu industri skala rumah tangga yang bergerak di bagian proses produksi hingga di pasarkan ke beberapa wilayah di sekitar kota Malang. Industri ini sudah lama dijalankan dalam kurun waktu selama 28 tahun sampai sekarang. oleh karena itu pada kesempatan ini akan dilakukan PKL untuk bisa lebih jauh mengenal roti moho serta proses pembuatannya.
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Dari uraian diatas sehingga tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah Untuk mengetahui dan mempelajari proses pembuatan roti moho di industri milik Pak Yakkub di Desa Girimoyo Kecamatan Karangploso.
1.3.       Manfaat Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Manfaat dari Praktek Kerja Lapang ini yaitu menjadi salah satu sumber pengetahuan dan pengalaman kerja tentang proses pembuatan roti moho, dan bagi penulis terutama kelak setelah lulus menjadi seorang sarjana agar nantinya dapat diterapkan di Timor-Leste khususnya Kabupaten Ermera.

II.   

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Roti 

Salah satu bentuk industri pengolahan hasil pertanian adalah roti. Roti merupakan salah satu bentuk makanan pokok yang cukup diamati masyarakat Indonesia. Sebagai contoh roti moho atau roti kukus yang sering dikonsumsi oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya yang  tinggal di wilayah perkotaan. Umumnya  mereka memiliki roti karena roti dapat dijadikan makanan alternatif pengganti nasi,selain itu roti merupakan makanan instan yang siap saji (Anonim, 2004).
Manfaat roti  diperkaya dengan berbagai macam zat gizi. Sebut saja beta karoten,  thiamin (vit B1),  riboflavin (vit B2), niasin, serta sejumlah mineral berupa zat  besi, iodium dan kalsium. Roti juga diperkaya dengan asam amino tertentu untuk meningkatkan mutu protein bagi tubuh.
Menurut Dr. Clara, M. Kusharto MS, dari Departemen Gizi Institut Pertanian Bogor, kandungan protein yang terdapat dalam roti mencapai 9,7 persen, lebih tinggi ketimbang nasi yang hanya 7,8 persen (Jenie, 2003).
3
Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalam penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka roti akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk roti moho sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang digunakan dalam pembuatannya. Variasi produk ini diperlukan untuk memenuhi adanya variasi selera dan daya beli konsumen (Rukmana,2005).
Faktor keberhasilan dalam pembuatan roti kukus adalah dalam cara mengukus adonan dan mengukus adonan, misalnya mengocoknya  adonan terlalu lama atau terlalu sebentar ataupun pengukusannya tidak sempurna bisa membuat roti kukus tidak jadi atau istilahnya bantat. Kriteria roti kukus yang baik adalah teksturnya empuk dan mengembang dengan ciri bagian atas roti kukusnya terlebih menjadi 4 bagaian, dan supaya mendapatkan hasil seperti itu pengukusan roti kukus dilakukan kurang lebih 15 menit sampai roti kukus benar-benar mengembang (Wakhinudin, 2009).

2.2. Bahan Pembuatan Roti Moho

2.2.1.  Tepung Terigu

Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus tergantung pemakaianny. Biasanya digunakan untuk keperluan penilitian, rumah tangga, dan bahan baku industri. Tepung biasa berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioca dari singkong, maizena dari jagung atau hewani misalnya tepung tulang dan tepung ikan (Rustandi, 2009).
Terigu adalah tepung/ bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi, roti dan pasta. Kata terigu dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa portugis trigo yang berarti gandum. Tepung terigu roti mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menetukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu (Rustandi, 2009).
Menurut Astawar (2005), tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Jenis gandum dikenal pula sebagai gandum jenis keras, gandum jenis lunak dan durum. Menurut Astawan (2005), berdasarkankandungan gluten (protein), tepung terigu yang beredar di pasaran dsapat dibedakan 3 macam sebagai berikut :
a)      Hard flour. Tepung ini berkualitas paling baik. Kandungan proteinya 12-13% Tepung ini biasanya digunakan untuk pembuatan roti dan mi berkualitas tinggi. Contohnya, terigu Cakra Kembar
b)      Medium herd flour. Terigu jenis ini mengandung protein 9,5-11% . tepung ini banyak digunakan untuk pembuatan mi dan macam-macam kue serta biscuit. Contohnya terigu Segitiga Biru.
c)      Soft flour. Terigu ini mengandung protein sebesar 7-8%. Pengunaannya cocok sebagai bahan pembuatan kue dan biscuit. Contohnya, terigu Kunci Biru.
Anonim (2004), Kandungan protein bervariasi 6-21% (Kent, 2008). Konsentrasi lemak kurang dari 2 % dan abu kurang bdari 0,5%. Gandum secara relatif memiliki kandungan yang tinggi dari thiamin dan niachin dibandingkan dengan biji-biji yang lain rendah dalam riboflavin dan tidak mengandum vitamin A dan C (Pomeranz, 2003).
Tabel 1. Komposisi Kimia  Tepung Terigu Per 100 gr Bahan
 

                Zat Gizi                                              Jumlah
Kalori ( Kal)                                               365,00
Protein ( gr)                                                8,90
Lemak (gr)                                                 1,30
Karbohidrat (gr)                                                     77,30
Kalsium (mg)                                             16,00
Fosfor (mg)                                                106,00
Besi (mg)                                                    1,20
Vitamin A (mg)                                          0,00
Vitamin B1 (mg)                                        0,12
Vitamin C (mg)                                          0,00
Air (gr)                                                      12,00
Sumber : Depertemen Kesehatan RI (2001)
b.t.d. (%)                                                  100,00
Menurut Ruiter (2006), keistimewaan tepung gandum terigu dibandingkan dengan tepung serealia yang lainnya adalah karena kemampuannya membentuk gluten pada saat terigu dibasahi dengan air.yang diakibatkan oleh adanya interaksi antrara prolamin yang memiliki lebih sedikit gugus polar dengan glutenin yang memiliki lebih banyak gugus polar. Gluten adalah protein yang terdapat pada granula-granula tepung gandum yang terdiri dari glutenin dan gliadin (Ruiter, 2006).

2.2.2.    Gula

Gula terdapat dalam berbagai bentuk, yakni Sukrosa, Glukosa, Fruktosa, dan Dekstrosa.Dlam pembuatan roti, gula yang digunakan adalah sukrosa yang sehari-hari dikenal sebagai gula pasir (Rukmana, 2007).
Menurut Rukmana (2007), tujuan penambahan gula dalam pembuatan roti adalah untuk memperoleh tekstur, penampakan, dan flavor yang ideal. Selain itu, gula dapat pula berfungsi sebagai pengawet.Semakin banyak kandungan gula dalam adonan, fermentasi akan berjalan lebih lambat dan adonan cenderung basah. Penambahan gula  terlalu banyak juga akan menyebabkan proses fermentasi berjalan cepat sehingga pori-pori roti menjadi kasar dan roti lebih cepat gosong saat dipanggang. Menurut Mahmud dkk. (2009), untuk mengetahui rasa manis relatif  dari jenis gula dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2. Pemanis Relatif


         Pemanis                                       Rasa Pemanis Relatife
Fruktosa                                                     173
Sukrosa                                                      100
Gula invert                                                123
Glukosa                                                      74
Maltose                                                     32
Galaktosa                                                   32
Laktosa                                                      16
Glikol                                                         130
Glikonal                                                                 108 
                    
       Sumber : Departemen Kesehatan RI (2009).

2.2.3.      Air     

Menurut Mudjajanto dan Yulianti (2004), air adalah bahan yang terpenting. Dalam proses pembuatan roti, karena hanya  dengan air dimungkinkannya terjadi suatu adonan roti, kandungan mineral dsalam air dapat mempengaruhi kekerasan adonan, terutama untuk beberapa jenis tepung, air yang digunakan harus memenuhi syarat air yang sehat yaitu;
1)      Syarat fisik artinya air tidak berwarna, berasa, berbau.
2)      Syarat kimia artinya air tidak mengandung bahan-bahan kimia seperti fe,Hg,Pb,kekeruhan dan kesadahan.
3)      Syarat mikrobiologis artinya tidak mengandung bakteri.
Air merupakan komponen terpenting dalam bahan makanan. Menurut Mudjajanto dan Yulianti (2004), fungsi air dalam pembuatan  roti adalah:
a)      Untuk membantu pembentukan gluten di dalam tepung.
b)      Pengontrol kepadatan dan suhu adonan
c)      Membantu melarutkan gula dan garam agar bisa tercampur dengan bahan-bahan lai.
d)     Meratakan zat-zat yang bias larut dalam air ke seluruh adonan.
Pemakaian air dalam pembuatan roti mempunyai peranan yang penting untuk membentuk gluten, karena protein tepung dilarutkan oleh air. Jenis air yang digunakan adalah air dingin,. Pemakaian air dalam pembuatan roti sebanyak 62% dari berat tepung (Mudjajanto, 2004).

2.2.4.      Ragi (Yeast)

Ragi adalah suatu macam tumbuh-tumbuhan bersel satu yang tergolong kedalam keluarga cendawan. Ragi berkembang biak dengan suatau proses yang dikenal dengan istilah pertunasan, yang menyebabkan terjadinnya peragian. Peragian adalah istilah umum yang mencakup perubahan gelembung udara dan yang bukan gelembung udara (aerobik dan anaerobik) yang disebabkan oleh mikroorganisme. Dalam pembuatan roti, sebaian besar ragi berasal dari mikroba jenis Saccharomyces Cerevisiae. Ragi merupakan bahan pengembang adonan dengan produksi gas karbondioksida (Mudjajanto, 2004).
Menurut US.Wheat Assosiates, (2009), ragi terdiri dari sejumlah kecil enzim, termasuk protease, lipase, invertase, maltase dan zymase. Enzim yang penting dalam ragi adalah invertase, maltase, dan zymase. Enzim invertase dalam ragi bertanggung jawab terhadap awal aktivitas fermentasi. Enzim ini mengubah gula (Sukrosa) yang terlarut dalam air menjadi gula sederhana yang terdiri atas glukosa dan fruktosa. Gula sederhana kemudian dipecah menjadi karbondioksida dan alkohol. Enzim amilase yang terdapat dalam tepung mampu memproduksi maltose yang dapat dikomsumsi oleh ragi sehingga fermentasi terus berlangsung. Proses pengembangan adonan dapat terjadi apabila ragi dicampur dengan bahan-bahan lain dalam pembuatan roti, maka ragi akan menghasilkan CO2. Gas inilah yang menjadikan adonan roti ragi ditunjang oleh penggunaan bahan lain yaitu gula sebagai sumber energi.
Menurut Mudjajanto dan Yulianti (2004), jenis ragi ada tiga yaitu:
1.      Compressed Yeast.
Jenis ragi tersebuat mengandung 70% kadar air. Penyimpanannya harus pada suhu rendah, agar kemampuannya dalam pembentukan gas terjaga.Penyimpanan terbaik pada suhu 1 0C.
2.      Active dry yeast.
Jenis ragi tersebut mengandung kadar air 7,5-9%. Sebelum dipakai ragi harus direndam air terlebih dahulu dengan perbandingan 4 : 1 (4 Kg air : 1 Kg dry yeast) dengan suhu air + 10 menit.
3.      Instant dry yeast.
Ragi jenis ini hamper sama dengan active dry yeast. Bedanya ragi ini tidak perlu direndam sebelum dipakai. Jika bungkus sudah dibuka, ragi tersebut harus segera digunakan. Contohnya ragi jenis ini yang beredar di pasar yaitu fermipan. Ragi yang dipakai dalam pembuatan roti biasanya jenis Instant dry yeast yang pemakaiannya langsung dicampurkan dengan bahan lainnya.
Menurut Mudjajanto (2004), penggunaan ragi 1,5-2% dari total tepung terigu. Fungsi ragi dalam pembuatan roti adalah :
1.    Mengembangkan adonan dengan memproduksi gas CO2.
2.    Memberikan rasa dan aroma pada roti.
3.    Memperlunak gluten.

2.2.5.      Garam

Pemakaian garam dalam pembuatan roti moho yaitu garam halus. Menurut Mudjajanto dan Yulianti (2004), fungsi garam dalam pembuatan roti moho ini adalah: menambah rasa gurih, pembangkit rasa bahan-bahan lainnya, pengontrol waktu fermentasi dari adonan beragi, menambah kekuatan gluten, mengatur warna kulit dan mencegah timbulnya bakteri dalam adonan.
Menurut Menurut Mudjajanto dan Yulianti (2004), pemakaian garam tidak boleh lebih 2,25% dari berat tepung karena akan menghambat fermentasi. Saat penimbangan bahan garam jangan sampai tercampur dengan ragi karena garam akan meracuni sehingga mikroba dalam ragi bisa mati.

2.3.   Proses Pembuatan Roti 

Pembuatan roti pada umumnya membutuhkan teknik pengolahan yang efisien dengan bahan baku yang berkualitas dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu pembuatan roti moho dapat di jelaskan sebagai berikut:
1.      Seleksi Bahan
Bahan baku merupakan faktor yang menentukkan dalam proses produksi atau pembuatan bahan makanan. Jika bahan baku yang digunakan mutunya baik maka diharapkan produk yang dihasilkan juga berkualitas. Evaluasi mutu dilakukan untuk menjaga agar bahan yang digunakan dapat sesuai dengan syarat mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga dihasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan (Kamarijani, 2004).
2.      Penimbangan
Semua bahan ditimbang sesuai dengan formula. Penimbangan bahan harus dilakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan jumlah bahan. Ragi, garam, dan bahan tambahan makanan merupakan bahan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi sangat penting agar dihasilkan roti yang berkualitas baik sehingga harus diukur dengan teliti. Dalam penimbangan, sebaiknya tidak menggunakan sendok atau cangkir sebagai takaran (Mujajanto, 2004).
3.      Pengadukan atau pencampuran (Mixing)
Mixing berfungsi mencampur secara homogeny semua bahan, mendapatkan hidrasi yang sempurna pada karbohidrat atau protein, membentuk dan menggunakan gluten, serta menahan gas pada gluten (gas retention). Tujuan mixing adalah untuk membuat dan mengembangkan daya rekat. Mixing harus berlangsung hingga tercapai perkembangan optimal dari gluten dan penyerapan airnya. Dengan demikian, pengadukan adonan roti harus sampai kalis. Pada kondisi tersebut gluten baru terbentuk secara maksimal. Adapun yng dimaksud kalis adalah pencapaian pengadukan maksimum sehingga terbentuk permukaan film pada adonan. Tanda-tanda adonan roti telah kalis adalah jika adonan tidak lagi menempel di wadah atau di tangan atau saat adonan dilebarkan, akan terbentuk lapisan tipis yang elastis. Kunci pokok dalam pengadukan adalah waktu yang digunakan harus tepat karena jika pengadukan terlalu lama akan menghasilkan adonan yang keras dan tidak kompak, sedangkan pengadukkan yang sangat cepat mengakibatkan adonan tidak tercampur rata dan lengket (Mudjajanto, 2004).
4.      Peragian (Fermentation)
Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi adonan dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga mematangkan dan mengempukan gluten dalam adonan. Kondisi dari gluten ini akan memungkinkan untuk mengembangkan gas secara merata dan menahannya, membentuk cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi. Suhu ruangan 35oC dan kelembaban udara 75% merupakan kondisi yang ideal dalam proses fermentasi adonan roti. Semakin panas suhu ruangan, semakin cepat proses fermentasi dalam adonan roti. Sebaliknya, semakin dingin suhu ruangan semakin lama proses fermentasi. Selama peragian, adonan menjadi lebih besar dan ringan (Mudjajanto, 2004).
5.      Pengukuran atau penimbangan adonan (Deviding)
Roti agar sesuai dengan besarnya cetakan atau berdasarkan bentuk yang digunakan adonan perlu ditimbang. Sebelum ditimbang, adonan dipotong-potong dalam beberapa bagian. Proses penimbangan harus dilakukan dengan cepat karena proses fermentasi tetap berjalan (Anonim, 2007).
6.      Pembulatan adonan (Rounding)
Tujuan membuat bulatan-bulatan adonan adalah untuk mendapatkan permukaan yang halus dan membentuk kembali struktur gluten. Setelah istirahat singkat lagi, adonan dapat dibentuk menjadi panjang seperti yang dikehendaki. Jika adonan terlalu ditekan maka kulit akan menjadi tidak seragam dan pecah (Anonim, 2007).
7.      Pengembangan singkat (Intermediate Proof)
Intermediate proof adalah tahap pengistirahatan adonan untuk beberapa saat pada suhu 35-36oC dengan kelembaban 80-83% selama 6-10 menit. Langkah tersebut dilakukan untuk memepermudah adonan diroll dengan roll pin dan digulung. Selanjutnya, adonan yang telah dicampur hingga kalis dilanjutkan dengan proses peragian (Mudjajanto, 2004).
8.      Pembentukan Adonan (Moulding)
Tahap pembentukan adonan dilakukan dengan cara adonan yang telah di istirahatkan digiling pakai roll pin, kemudian digulung atau dibentuk sesuai dengan jenis roti yang di inginkan, pada saat penggilingan, gas yang ada di dalam adonan keluar dan adonan mencapai ketebalan yang di inginkan sehingga mudah untuk digulung atau dibentuk (Mudjajanto, 2004).
9.      Peletakan Adonan pada Cetakan (Panning)
Adonan yang sudah digulung dimasukan kedalam cetakan dengan cara bagian lipatan dicetakan di bawah agar lipatan tidak di lepas yang mengakibatkan bentuk roti tidak baik. Selanjutnya, adonan di diamkan dalam cetakan (pan proof). Sebelum dimasukkan kedalam pembakaran proses ini dilakukan agar roti berkembang sehingga hasil akhir roti diperoleh dengan bentuk dcan mutu yang baik (Mudjajanto, 2004).
10.  Pengukusan / Steaming
Steaming  atau  mengukus  adalah  teknik  mengolah  bahan  makanan dengan menggunakan uap air panas. Teknik steaming dapat dibedakan menjadi 2 (dua) cara, yaitu:
a.    Steaming  yang  mempergunakan  tekanan  biasa  yang  berasal  dari uap air pada waktu perebusan
b.   Steaming yang mempergunakan tekanan yang agak tinggi karena mempergunakan alat tertentu yang tertutup rapat (Anonim, 2002).

III.   

METODE PRAKTEK KERJA LAPANG

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Praktek kerja lapang ini dilaksanakan di Industri Roti moho milik Pak Yakkub di Desa Girimoyo, Kecamatan Karangploso. Praktek Kerja Lapang di mulai pada tanggal 05 Februari sampai tanggal 05 Maret 2012.
3.2. Metode Pelaksanaan PKL
Metode pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah :
1.    Observasi
Observasi atau pengamatan secara langsung di lapangan pada saat proses dan kegiatan dilakukan di industri Roti Pak Yakkub.
2.    Wawancara
Wawancara langsung dengan staf atau karyawan yang berkaitan dengan proses pembuatan roti moho.
3.    Praktek Kerja Lapang
Terlibat langsung dalam proses dan kegiatan di industri.
3.3.   Teknik Pengumpulan Data
1.    Wawancara langsung kepada pimpinan  industri dan berwawancara yang berkaitan dengan proses produksi roti moho, wawancara dilaksanakan untuk mengenali informasi memperjelas data yang diperoleh.
2.   
15
Pencatatan mengenai data dari pimpinan perusahaan Roti Pak Yakkub,, sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan data lainya.
3.    Observasi mengadakan pengamatan langsung dilokasi praktek lapangan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang berhubungan dengan proses produksi.

IV.   

                                                        HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.    Keadaan Umum Perusahaan
4.1.1.  Sejarah Berdirinya Industri Roti Pak Yakkub
Industri ini terletak di tengah kepadatan pemukiman atau perkampungan penduduk. Rata-rata penduduk disekitarnya memiliki mata pencarian yang beragam. Letak Industri ini cukup strategis dan dapat dijangkau oleh kendaraan roda dua dan roda empat karena terletak di sebelah jalan umum dan cukup dekat dari pasar karangploso.
Adapun identitas pemilik industri ini adalah:
Nama                : Yakkub
Usia                  : 52 tahun
Pendidikan         : SMA
Jumlah keluarga : 1 orang Istri dan 3 orang anak
Alamat               : Desa Girimoyo Kecamatan Karangploso
17
Industri ini berdiri pada tanggal 23 Maret, tahun 1985 yang mulanya bertempat di daerah Kepanjen Malang dan dipimpin oleh Almarhum dari Ayah kandung Bapak Yakkub yang kemudian di wariskan kepada anaknya yang saat ini masih melanjutkan dan memajukan industri tersebut. Modal usaha 30% milik pribadi dan pinjaman 50% dari Koperasi Unit Desa (KUD). Setelah ayah kandung dari bapak Yakkub meninggal dunia, industri roti moho ini di pindahkan Desa Girimoyo Kecamatan Karangploso pada tahun 1989. Alasan dipindahkanya Industri tersebut karena lokasinya cukup sulit di jangkau oleh kendaraan roda empat maupun roda dua.
Industri ini merupakan jenis industri berskala rumah tangga yang melibatkan beberapa anggota keluarga. Usaha roti moho ini terus berkembang dengan penambahan jumlah tenaga kerja yang rata- rata dari keluarga dan tetangga setempat. Jumlah karyawan secara umum terdapat 25 orang, dengan upah kerja dihitung borongan dalam sehari. Hal ini dilakukan oleh pihak manajemen industri (Bapak Yakkub) dengan beberapa pertimbangan bahwa jumlah permintaan konsumen semakin meningkat, akan tetapi total pendapatan produk yang di hasilkan dalam setiap produksi berkurang akibat kurangnya tenaga kerja sehingga upaya terus dilakukan dengan merekrut 5 orang lagi karyawan.
 Selain produksi roti moho, industri milik Pak Yakkub juga memproduksi kripik pisang, kue apem, kue putu yang sekarang dibantu oleh anak perempuan dan istrinya.
Dalam perluasan usahanya, industri ini bekerjasama dengan orang lain disekitarnya / rekan-rekannya dalam pemasaran produk. Industri Roti Pak Yakkub ini bergerak dalam produksi dan pemasaran produk. Dengan industri roti pak yakkub ini, dapat memberi suatu pekerjaan bagi orang yang membutuhkan. Dengan semangat dan ketekunan dapat memberikan pelayanan atas permintaan masyarakat akan roti moho dan memberikan mutu atau kualitas roti moho yang baik.
4.1.2        Sistem Penggajian Untuk Karyawan Tidak Tetap.
Penetapan karyawan tetap maupun tidak tetap di tempuh dengan berbagai pertimbangan yang disesuaikan dengan kondisi internal pada suatu industri sebagai langkah dalam upaya memajukan tingkat usahanya. Indutri milik Bapak Yakub sudah berupaya untuk memberikan kesempatan kepada sejumlah tenaga kerja yang sistem kinerjanya tidak terstrukrutur dalam manajemen industri sebagai anggota karyawan tetap namun langkah yang dipilih adalah memberikan upah atau gaji pada karyawan tidak tetap dengan cara hitungan borongan dalam sehari. Maksut dari hitungan borongan dalam sehari ini artinya, setiap individu diberikan upah berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan dalam sehari misalnya 40 cetakan produk yang dihasilkan dalam sehari dihitung dengan tingkat pendapatan berkisar antara Rp. 20.000 bahkan lebih. Sedangkan untuk penggajian karyawan tetap dihitung  perbulan berdasarkan tingkat pendapatan. Sehingga upaya tersebut berjalan sampai saat ini. 
4.1.3        Kapasitas Produksi Dan Pemasaran
Proses keseimbangan nilai produk yang dipasarkan semakin bersaing dari waktu ke waktu. Hal ini melatar belakangi upaya peningkatan hasil produksi yang terus berkembang dengan beberapa jenis usaha yang dilakukan oleh industri milik bapak Yakkub dengan menaikan tingkat produksi roti moho sekali produksi dalam sehari untuk 175 cetakan dengan pertimbangan bahwa permintaan konsumen semakin banyak. Jumlah  produk tersebut langsung dipasarkan ke beberapa daerah sekitar kota Malang diantaranya Gadang, Lawang, Belimbing, dan Daerah sekitar Batu. Hasil produk roti di antar langsung oleh karyawan ke beberapa tempat tersebut menggunakan kendaraan roda dua. Penitipan dimaksud adalah warung, dan kios- kios sekitar yang sudah lama bekerja sama dengan industri milik Bapak Yakub. Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan tersebut di bagi 5 % untuk para pemilik warung tempat penitipan. Selanjutnya sisa keuntungan tersebut akan diambil langsung oleh karyawan.
Selain dijual di beberapa tempat tersebut, industri Bapak Yakub juga sedang berupaya untuk mempromosi bahan produknya melalui pemasangan iklan serta menjalin kerja sama dengan beberapa kenalan yang berdomisili di luar kota Malang seperti Kediri, Blitar dan beberapa daerah lainya untuk menjual hasil produknya. Namun untuk sampai saat ini, upaya tersebut belum terwujud dengan baik karena masih dalam proses perencanaan.
4.1.4   Syarat Bahan Baku Yang Digunakan
Untuk meningkatkan penerimaan konsumen, selama formulasi produk roti moho dilakukan menggunakan bahan baku yang berkualitas serta memenuhi syarat SNI. Adapun bahan yang dimaksud seperti tepung terigu, ragi roti, soda kue, garam dan lain- lain. Oleh karena itu, untuk mengendalikan kualitas, industri pak Yakkub membutuhkan penilaian konsumen untuk menentukan standar bagi proses produksinya. Hal ini karena produk yang berkualitas dari industri tidak pernah lepas dari proses produksi. Proses produksi menentukan hasil akhir suatu produk. Tidak semua  output yang dihasilkan dari suatu proses produksi sesuai dengan standar perusahaan. Terdapat ketidaksesuaian (defect product) yang terjadi pada beberapa produk, terkadang  defect product itu disebabkan oleh proses produksi.  Defect product merupakan perbedaan antara standar yang ditetapkan perusahaan dengan hasil yang sebenarnya. Sehingga sebagai syarat dari mutu bahan baku yang digunakan adalah tidak rusak secara fisik serta kimia. Dari warna hingga teksturnya normal tidak berbau serta baik untuk kesehatan.

4.1.5  Struktur Organisasi Industri roti pak Yakkub

Struktur    organisasi    berfungsi    untuk    kinerja    disuatu industri   supaya   lebih   terarah,   dan   akan   diketahui   sampai dimana   wewenang   dan   tanggung   jawab   yang   dimiliki   oleh karyawan   dalam   menjalankan   tugas.   Struktur   organisasi   dari indistri roti moho pak Yakkub dapat di lihat pada gambar berikut.
Gambar 1: Sruktur Organisasi  industri Roti moho Pak Yakkub

PIMPINAN
Produksi
Pengantar Pesanan
Pemasaran

Sistem  organisasi  dalam indutri  roti  moho milik Pak Yakkub tidak bersifat  tetap.  Artinya  bahwa  pada  masing-masing  bagian  atau jabatan  tidak  selalu  pada  satu  jabatan  saja,  karena  dari  pimpinan industri  tidak  mengharuskan  para  karyawan  tetap  berada  pada jabatannya,  tetapi  mampu  bertanggung  jawab  dan  dapat  membagi tugas pada masing-masing pekerja.
Setiap jabatan mempunyai tanggung jawab dan wewenang masing - masing yaitu :
a.       Pimpinan
Pemimpin bertugas memimpin industri dan bertanggung jawab   terhadap seluruh kelangsungan industri dalam menjalankan tugas.  Seorang  pemimpin  tertinggi dalam  suatu badan   industri  yang  bertugas   mengembangkan serta memajukan industri. Selain itu pimpinan industri  juga bertugas  membuat  perencanaan jangka panjang  dan  jangka pendek   industri, mengorganisasi seluruh divisi serta bawahan, melakukan    pengawasan terhadap kinerja seluruh karyawan.
b.      Produksi
Tugas bagian produksi adalah menjalankan proses produksi,  bertanggung  jawab  dalam  masalah  bahan  baku  dan alat produksi.
c.       Pengemasan
Tugas  bagian  pengemasan  adalah  menangani  produk  jadi mulai dari sortasi produk jadi hingga pengemasan. Bagian ini juga  bertanggung  jawab  atas  pengawasan  mutu  produk  akhir sebelum dikirim atau dipasarkan ke konsumen yang disesuaikan dengan banyak atau sedikitnya permaintaan konsumen sehingga hasil akhir dari proses produk ini langsung dipasarkan. Jenis bahan pengemasanya ialah poly etilyn.
d.      Pemasaran
 Bagian pemasaran berperan sebagai pengarah program pemasaran    produksi  kepada konsumen, dengan  sistem pemasaran yang strategi agar hasil produksi akan dapat berjalan dengan baik.
e.       Pengantar pesanan
Pengantar  pesanan   bertugas   mengantar   produk   hingga sampai  ke  tangan konsumen. Untuk menghindari keterlambatan dalam proses pendistribusian bahan produk yang akan dikirim, maka industri Pak Yakub telah menyediakan tiga unit kendaraan roda dua sebagai alat transportasi selanjutnya digunakan oleh karyawan untuk mengantar hasil produk sesuai tugasnya masing- masing dengan penuh tanggung  jawab.

4.2        Alat dan Bahan Pembuatan Roti Moho

4.2.1 Bahan

Pembuatan roti merupakan bentuk lain dari pemanfaatan proses fermentasi yang dilakukan untuk mendapatkan kualitas roti yang baik. Oleh karena selain bahan yang digunakan, peralatan juga harus berhubungan dengan produksi tersebut.
Adapun bahan yang digunakan dalam proses pegolahan roti moho adalah:
1.      Tepung terigu cap cakra kembar (75 kg)
2.      Ragi roti (4 sendok makan)
3.       Soda kue (6 sendok makan)
4.      Gula (6 kg)
5.      Garam (2 bungkus)
6.      Air bersih
   Jumlah  bahan yang disebut diatas digunakan untuk satu kali produksi dalam sehari. Dapat pula dijelaskan secara umum dari penggunaan bahan tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Tepung Terigu:
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan roti pada umumnya yaitu tepung terigu. Pada tepung ini mengandung dua macam protein yang memegang peranan penting dalam pembuatan roti, yaitu protein gluten yang berfungsi menentukan struktur produk roti dan memberikan kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitas ragi, dan glutenin memberikan elastisitas dan kekuatan untuk perenggangan terhadap gluten.
2)      Ragi Roti
Ragi roti adalah bahan penggembang pada adonan yaitu sebagai bahan tambahan pangan yang digunakan dalam pembuatan roti dan kue, menambah volume pada adonan, dan pada saat adonan dipanggang dapat lebih menggembang, jika bahan penggembang dicampurkan kedalam adonan maka akan terbentuk gas karbon dioksida, gas inilah yang kemudian terperangkap didalam gluten (komponen protein yang ada dalam tepung terigu) sehingga adonan menjadi menggembang karena gas yang dihasilkan semakin lama akan semakin banyak.
Ragi berfungsi sebagai pengembang adonan dengan produksi gas CO2, serta sebagai pelunak gluten dengan asam yang dihasilkan, pemberi rasa dan aroma. Untuk pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba jenis Sacccharomyces cerevisiae. Untuk terciptanya keseimbangan gula, garam, terigu, air dan mikroba tumbuh dengan baik maka pH diatur berkisar 2,0-4,5 sehingga oksigen cukup tersedia karena mikroba yang hidup bersifat aerob dan suhu pengolahan sekitar 300 C, sementara ragi yang dikehendaki harus dapat menghsilkan CO2 pada saat pengadukan adonan sampai dimatikan dan harus sehat dengan ciri  berwarna bagus dan mudah larut dalam air
3)      Soda Kue
Sejumlah bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan roti meliputi beberapa aspek sebagai bahan pertimbangan guna untuk menentukan nilai mutu produk akhir. Oleh karena itu, dalam penggunaan soda kue dalam pembuatan roti pada umumnya berfungsi untuk mengembangkan adonan kue atau roti karena soda kue merupakan komponen baking power, yang memiliki kandungan diantaranya yakni sodium bicarbonat. Sifat bahanya mengeluarkan gas (CO2).
4)      Gula
Fungsinya gula dalam pembuatan roti adalah memberi rasa manis, memberi warna pada kulit roti atau kue, membantu mengempukkan roti, melembapkan roti, dan melemaskan adonan. Untuk membuat roti, jenis gula yang digunakan bisa macam-macam. Namun untuk hasil terbaik sebaiknya gunakan gula yang halus butirannya agar susunan roti rata dan empuk.
Gula adalah karbohidrat murni yang tidak tersusun atas nutrien lainnya seperti, lemak, protein, vitamin, dan mineral karena gula itu karbohidrat yang murni maka gula disebut sebagai kalori kosong. Gula pasir merupakan hasil dari batang tebu yang digiling dan diperas kemudian cairannya yang manis diolah menjadi gula, gula pasir atau sukrosa adalah disakarida yang tersusun dari satu gugus glukosa dan satu gugus.
5)        Garam
Secara umum garam digunakan sebagai bahan pengawet, telah banyak digunakan dalam proses pengolahan bahan pangan. Hal ini disebabkan garam mempunyai sifat penghambat selektif  terhadap mikroba pembusuk. Manfaat garam dalam pembuatan roti adalah sebagai penyedap rasa serta bahan pengawet. Garam yang digunakan dalam pembuatan roti adalah jenis garam dapur yang komponen utama Natrium Khlorida (NaCl), yang merupakan komponen penting dalam pengolahan pangan. Penambahan garam juga dapat menunda kerusakan bahan pangan dan membunuh mikroba karena ion chlorida (Cl), yang terdapat dalam garam dapur yang mempunyai daya toksisitas yang tinggi terhadap mikroba.
6)      Air Bersih
Air merupakan komponen penting dalam bahan baku pembuatan roti, karena air dapat mempengaruhi penampilan, tekstur, serta cita rasa makanan, kandungan air dalam bahan makanan roti ikut menentukan kesegaran, dan daya tahan bahan.
Fungsi air yang digunakan untuk pembuatan roti merupakan salah satu bahan pengikat pada adonan karena kandungan air pada produk roti sangat di tentukan pada saat penggolahan dimulai penggadonan. Oleh karena itu  air sangat menentukan hasil pengolahan makanan terutama pada  roti karena tanpa air, hasil pengolahan tidak dapat berlangsung dengan baik.

4.2.2  Alat

     Adapun alat yang digunakan adalah meja, ember, sendok pengaduk, rak / keranjang, koran bekas, timbangan, panci pengukus, daun pisang dan tungku.
1.      Meja
2.      Sendok Pengaduk
3.      Rak
4.      Koran Bekas
5.      Timbangan
6.      Panci Pengukus
7.      Daun pisang
8.      Tungku api
Secara umum dapat dijelaskan fungsi dan kegunaan dari sejumlah peralatan yang disebutkan diatas, antara lain:
1)   Meja
Meja adalah alat yang digunakan untuk meletakkan  adonan yang sudah kalis setelah proses pengadukan dan juga sebagai wadah atau tempat untuk proses pembentukkan adonan
2)   Sendok PengadukSendok
Pengaduk yaitu alat yang menyerupai seperti sendok yang terbuat dari aluminium atau besi dengan ukuran lebih besar. Sendok pengaduk berfungsi untuk mencampur atau mengaduk adonan pada saat pencampuran bahan – bahan
3)Rak rak adalah alat yang digunakan peletakan roti moho baik sebelum dikukus maupun sesudah dikukus.
4)Koran Bekas Koran bekas berfungsi untuk melapisi bagian bawah rak dan meja agar roti setelah pembentukan dan pengukusan tidak terkontaminasi dengan debu atau kotoran
5)Timbangan
 Timbangan berfungsi untuk menimbang adonan dari semua bahan dalam pembuatan roti moho sehingga dapat mengetahui ukuran atau takaran yang sesuai dalam setiap kali proses
6)Panci Pengukus
 Panci berfungsi untuk mengukus roti moho yang telah dibentuk.
7)Daun pisang
 Daun pisang digunakan untuk melapisi bagian bawah roti pada saat pengukusan. Tujuannya agar roti tidak lengket pada panci pengukus pada saat roti diangkat
8)Tungku
Tungku adalah alat yang digunakan untuk memberikan pemanasan pada saat roti dikukus agar roti dapat matang dengan sempurna.

4.3  Proses Pembuatan

1)      Persiapan Bahan
Di industri roti moho pak Yakkub persiapan bahan yang dilakukan adalah menyiapkan semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan roti moho, baik bahan baku maupun bahan penunjang atau tambahan yakni 75 kg adonan roti moho.
2)   Penimbangan
Pada proses ini semua bahan dihitung atau ditimbang, berapa banyak yang harus di perlukan sesuai dengan yang diinginkan agar roti yang dihasilkan dengan baik dan sempurna. Penimbangan bahan dilakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan jumlah bahan. Jumlah bahan yang ditimbang tidak menggunakan sendok atau cangkir sebagai takaran akan tetapi ditimbang dalam hitungan kg misalnya 1 kg tepung terigu dan bahan tambahan gula 6 kg serta garam halus 2 bungkus.
3)   Pencampuran
Proses Pencampuran ini bertujuan untuk pembentukan adonan atau yang ditandai terbentuknya adonan yang lembut, elastis, ekstensibel dan nampak kering serta tidak lengket. Pencampuran dianggap selesai bila adonan sudah menjadi kalis yaitu lembut, elastis, kering, serta resisten terhadap peregangan ( tidak mudah sobek ). Cara pengujian kecukupan pengadukan yang umum dilakukan adalah dengan meregang – regang segumpal adonan membentuk lembaran tipis.
4)   Peragian/ Fermentasi
Tujuan fermentasi adalah untuk proses pematangan adonan, sehingga adonan mudah ditangani dan dapat menghasilkan produk bermutu baik. Selain itu fermentasi berperan dalam pembentukan cita rasa roti. Hal yang terpenting dalam melakukan fermentasi adalah membuat kondisi lingkungan suhu dan kelembapan ideal untuk berkembangnya ragi roti. Waktu yang digunakan dalam fermentasi yaitu selama 24 jam. Pada proses fermentasi menggunakan maltosa secara cepat (lean dough yeast), dengan memperbaiki sifat osmotolesance (sweet dough yeast), rapid fermentation kinetics, freeze dan thaw tolerance, dan memiliki kemampuan memetabolisme substrat, dengan jenis mikroba Saccharomyces cereviciae.
5)   Pembentukan Adonan
Adonan dipotong-potong kecil-kecil bulat dengan tangan 100 gram. Setelah menjadi potongan kecil, potongan adonan tersebut di letakkan di atas daun pisang yang telah dibentuk sesuai ukuran roti kemudian didisimpan dalam kotak pembungkus.
6)   Pengukusan
Roti yang telah dibentukm kemudian dikukus menggunakan panci pengukus yang telah diberi air secukupnya selama ± 15 menit ( hingga matang ) dengan tujuan agar roti terkena uap atau suhu panas air. Jumlah  air  yang  digunakan  untuk  pengukusan  harus  diperhitungkan sesuai dengan tinggi bagian dalam panci ( bagian yang berlubang – lubang ). Jumlah air yang berlebih akan menyebabkan air mengenai bahan  yang  dikukus  sehingga  makanan  menjadi  lunak/lembek. Sementara itu apabila jumlah air yang kurang akan menyebabkan proses pengukusan menjadi lama dan ada kemungkinan makanan menjadi kering atau bahkan hangus.
7)   Pendinginan
     Roti yang telah selesai dikukus kemudian diletakkan pada rak yang dialas    dengan kertas koran.

4.4   Kendala Yang Dihadapi Selama Proses Pembuatan Roti Moho

Upaya dan harapan setiap produksi pada industri- industri roti secara umum melebarkan sayapnya dalam pengembangan berwira usaha yang jujur dan sebagai akses pasar yang terkemuka. Hal ini menjadi landasan Pak Yakkub untuk terus  berupaya  menjaga mutu produk roti agar tetap sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan dengan menerapkan sistem manajemen mutu.

Akan tetapi pada tahapan-tahapan proses produksi yang telah diupayakan Pak Yakkub belum maksimal secara baik karena yang menjadi kendala pada industri ini yakni tata letak mesin dan peralatanya belum sesuai standar yang sebenarnya. Kenyamanan dalam bekerja belum tepat artinya kapasitas ruangan terbatas. Hampir sejumlah peralatan yang digunakan masih bersifat tradisional. Selama proses produksi membutuhkan arus tenaga listrik yang merupakan factor yang sangat membantu. Akan tetapi pekerjaan bias saja dihentikan sebentar apabila padam listrik. Adapun kendala lain yang menjadi persoalan dalam teknik pemasaran yaitu produk yang dihasilkan belum meluas ke luar kota Malang.

V.   

                                                                      PENUTUP

51. Kesimpulan Dan Saran
5.1.1  Kesimpulan
Proses pembuatan roti moho di industri roti pak Yakkub menggunakan beberapa tahapan proses yakni: persiapan bahan, penimbangan, pencampuran, peragian, fermetasi, pembentukan adonan, dan pengukusan. Selain usaha roti moho, industri milik Pak Yakkub juga memproduksi kripik pisang, kue apem, dan kue putu. Hasil produksi tersebut dipasarkan ke beberapar wilayah seputar kota Malang.
5.1.2  Saran
Sebagai upaya untuk mengimbangi tingkat kesenjangan dalam kondisi pemasaran hasil produk yang disalurkan melalui berbagai cara yang ditetapkan secara teratur agar tercapai suatu hasil yang maksimal. Oleh karena berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan selama proses pelaksanaan praktek kerja lapang, sehingga disarankan yakni perlu dilakukan adalah tata letak peralatan produksi,  perluasan wilayah pemasaran serta penganeka ragaman rasa dari hasil produk roti moho.
26

                                                          DAFTAR PUSTAKA

Ai Sarawati, 2006. Manfaat Belajar Hasil Pengolahan Aneka Kue Dan Roti Dengan Pembelajaran Berbasis Produksi Pada Kesiapan Menjadi Tenaga Menengah Di Usaha Bakery. Skripsi Jurusan PKK FPTK UPI: Tidak di terbitkan.
Anonim .2009. Tepung Terigu. Http:// www.ssffmp.or.id/berita /23398/tepung terigu . Diakses 16 Januari 2010.
27
Pemeranz Y. 2005 .Wheat Chemistry And Technology. American Assosiation  of Cereal Chemist Inc. St. Paul. Minnesota.
Rochintaniawati D. 2008. Pembuat Roti Tawar. Http://Fileupi.Edu/Direktori/D% 20%terapan/pembuatan%20roti%20tawar.pdf.diakses23 oktober 2010.
Wakhinudin, 2009. Artikel (Online). http: wakhinudin. Wordpress. Com. 2009/07/09 bahan-baku pembuatan-kue/roti-melalui-praktek-kerja-pada-Industri.


LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Roti Moho/ Roti Kukus
TERIGU 1 KG
Penimbangan
Pencampuran
-    Air 1 liter
-    Ragi (Yeast) 120 gram
-    Gula 660 gram
-    Garam 45 gram
Peragian/ Fermentasi
(24 jam)
Pembentukan Adonan
Pencetakan
Pengukusan
(15 menit)
ROTI MOHO
 
























 Lampiran 2. Peta Proses Operasi Pembuatan Roti Moho/Roti Kukus
                                   
                                                                                    Terigu 1 kg


                                                                                     Penimbangan


                                                        Pencampuran


                   Peragian/Fermentasi


                                                                                                Pembentukan adonan

                                                                                    Pencetakan

                                                                       
                                                                                    Pengukusan
 

                                                                                   Roti Moho

Keterangan :
                    : Mengambarkan Proses Penyimpanan


        : Mengambarkan Aktivitas Proses Dan Pemeriksaan


         : Mengambarkan Suatu Kegiatan Operasi Terjadi




Lampiran 3. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang.

 








Lokasi dan peralatan pemasakan dengan menggunakan tungku api
 








                                     Proses pencampuran adonan
 








                    
Proses pengukusan roti moho


 








Roti moho jadi

1 komentar: